Jumat, Agustus 28, 2009

PIODALAN PURA BHUWANA AGUNG SARASWATI
SOLO – JAWA TENGAH

Pura Bhuawana Agung Sraswati, sesuai dengan namanya terletak dilingkungan umat yang sedang melaksanakan Brahmacari atau mencari ilmu pengetahuan, yaitu tempatnya dilingkungan Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah. Dilingkungan Pura ini juga di Stanakan Dewi Sraswati sebagai Ibu ilmu Pengetahuan, dan Piodalannya juga dilakukan pada Hari Raya Saraswati, jadi suatu konsep yang sangat baik dari para pendiri Pura ini. Pada 10 Nopember 2007 lalu, yaitu tepatnya pada Sabtu Umanis, Watugunung dilangsungkan Piodalan Pura Bhuawana Agung Saraswati yang dihadiri oleh umat Hindu di Solo dan sekitarnya. Prosesi Piodalan dilaksanakan pada sore hari mulai sekitar pukul 17 dengan dipimpin oleh Jro Mangku Ketut Pasek didampingi Jro mangku Murti (Pinandita Pura BA Saraswati), serta dibantu Pinandita lainnya baik dari umat Bali maupun Jawa dari Solo Kota, Boyolali, Sragen, dan daerah lain yang ingin ”Ngayah”, karena semakin banyak keterlibatan Pinandita akan lebih baik karena semakin banyak mantra serta doa suci yang bisa dikumandangkan. ”Puja Stawa Piodalan” dilaksanakan dengan khidmat sekitar 2 jam memohon kepada Hyang Widhi agar beliau hadir dan memberi anugrah kerahayuan kepada umat semua. Sebelum persembahyangan bersama dilakukan, maka dipersembahkan tarian ”Panyembrama” yang dibawakan oleh Mahasiswa ISI (Institut Seni Indonesia/ dulu ASTI) dimana ada 2 mahasiswi asing yang sedang kuliah di ISI ikut menari dengan luwesnya. Acara berikutnya adalah sambutan-sambutan darii Ketua Banjar Solo Timur Made Suastika (Lokasi Pura di Solo bagian Timur), sambutan Ketua PHDI Solo Dr. Made Setiamika, dan dilanjutkan Pembacaan Sloka Weda dipimpin Ketut Saba seorang Dosen ISI yang sudah sering mewakili Jawa Tengah untuk Pembacaan Sloka atau Palawakya. Akhirnya puncak persembahyangan bersama dilantunkan Puja Tri Sandhya dipimpin Pinandita Jatmiko dan Kramaning Sembah dipandu Mangku Murti dan Mangku Pasek. Umat yang jumlahnya ratusan dari Solo sekitarnya tampak sangat mantap mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta sampai akhirnya Nuwur Tirta yang disiratkan oleh para Pinandita. Acara terakhir adalah Darmawacana namun kali ini disampaikan lewat ”Pagelaran Wayang Kulit (Bali)” dibawakan oleh Nyoman Suendi. Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 22 wib, umat pulang dengan perasaan tenang semoga mendapat anugrah dari Dewi Saraswati, Dewi ilmu pengetahuan berupa ”Pengetahuan suci dan Kesadaran Batin” akan hakekat kebesaran Hyang Widhi sehingga umat tunduk merendah dihadapan beliau.

Sejarah Berdirinya Pura Bhuwana Agung Saraswati
Bercerita tentang berdirinya Pura BA Saraswati, maka tidak bisa dilepaskan dengan berdirinya Kampus UNS. Sebelum bernama Universitas Sebelas Maret (UNS), maka dimulai pada 1976 berdiri Universitas Gabungan Surakarta (UGS) yang merupakan gabungan dari IKIP dan lain-lain, pendirinya Haryo Mataram. Pada tahun 1980 diresmikan oleh Dr. Prakoso dengan nama baru yaitu Universitas Sebelas Maret (UNS) dimana Dr.Prakoso sekaligus menjabat Rektor. UNS sendiri punya kebijakan membangun area untuk persembahyangan umat dari Islam, Kristen/Katolik, Hindu dan Budha. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh umat Hindu saat itu yang ada juga orang dalam (staff UNS) untuk dapat membangun sarana persembahyangan umat dengan difasilitasi oleh Kampus. Beliau yang saat itu bergerak adalah : Made Karna, Nyoman Armada, Nyoman Nasa, dan Nyoman Karya. Mereka ini bergerak sejak 1983 – 1986 sampai akhirnya berdiri sebuah Pura yang diberi nama Pura Bhuwana Agung Saraswati. Setelah selesai sekitar tahun 1986 itu ada sebagian material bangunan dialihkan ke Solo, karena di Mutihan Solo juga dilakukan pembangunan Pura yang kemudian bernama Pura Indraprasta. Nyoman Karna dan Nyoman Nasa bergerak juga kesana bergabung dengan umat di Mutihan Solo, seperti Made Sukadi dan umat Jawa yang sejak awal sudah mengampu pura ini. Kembali ke UNS, maka pada tahun 1990 dilakukan ”Ngenteg Linggih” sampai akhirnya sesudah tahun 1990 mulai terbentuk banjar-banjar di Solo, yaitu 3 (tiga) banjar : Solo Timur, Solo Tengah, dan Solo Barat. Sekarang Pura BA Saraswati sudah dikelola dengan baik oleh umat di Solo salah satunya dengan kegiatan Piodalan yang rutin dilakukan, apalagi banyak umat disini adalah Dosen ISI sehingga perpaduan Yadnya dengan seni-budaya bisa berjalan dengan baik termasuk budaya Jawa, karena umat Hindu ini juga banyak umat Jawa, Persembahyangan yang dilakukan setiap hari minggu pagi juga menjadi perpaduan budaya jawa dan bali dalam bentuk kidung dan lainnya. Om saraswati namastobhyam, warade kama rupini, Siddha rambham karisyami, siddhir bhawantu me sada




Dilaporkan oleh :

Nyoman Sukadana
Karanganyar - Solo - Jawa Tengah
15-11-2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan bagi yang ingin memberi komentar, masukan, rembug, atau sejenisnya dengan etis dan kesadaran untuk kebaikan bersama (Salam Pemilik Blog)