Kamis, Juli 23, 2009

JALAN PERJUANGAN ITU SAMA


Banyak Jalan Menuju Roma, ini adalah kata-kata dari lagu salah seorang penyanyi terkenal di Indonesia. Penulis tidak bermaksud menceritrakan syair lagu tetapi ingin membuka wawasan untuk terciptanya persamaan persepsi mengenai penyampaian pesan lewat tulisan. Di majalah ,Koran, atau internet, terutama yang berbasiskan Hindu, sering para penulis memakai ajaran Weda langsung sebagai pesan yang disampaikan pada masyarakat, disamping itu ada yang dengan bahasa pendidikan atau etika, ada juga dengan bahasa seni budaya, bahkan ada dengan bahasa politik. Penulis sampai saat ini masih memakai bahasa ‘Keleluhuran” untuk menyampaikan pesan-pesan , karena penulis tidak mempunyai sesuatu yang lebih dibandingkan kawan-kawan penulis lainnya dalam hal ajaran Weda misalnya atau tentang seni budaya apalagi politik, tetapi penulis punya landasan bhakti pada leluhur sehingga selalu ada ide-ide untuk ditulis.

Bagi para penulis yang menyampaikan ajaran dari Weda secara langsung sebagai materi pesannya maka akan gamblang dan jelas dasar-dasar atau sumbernya , bagi yang memakai bahasa pendidikan, maka sebenarnya juga menyampaikan ajaran Weda hanya disampaikan dengan gaya pendidik atau berujud etika , ajaran yang disampaikan bisa Catur Guru atau yang lainnya. Bagi yang memakai bahasa seni budaya bisa simbul-simbul Tuhan yang disampaikan atau yang lainnya. Bagi yang memakai bahasa politik mungkin ajaran Asta Bratha yang disampaikan , sedang bagi yang memakai bahasa keleluhuran (kawitan) bisa ajaran Catur Marga, Tri Hita Karana, atau Tat Twam Asi yang menjadi fokusnya. Dengan demikian apapun bahasa yang disampaikan sebenarnya sari /inti nya adalah Ajaran Weda. Jika ditegaskan, bahwa apa yang dikerjakan penulis-penulis ini adalah suatu perjuangan, maka “Jalan Perjuangan Itu sama” .

Jalan perjuangan yang sama itu adalah sama-sama menyampaikan pesan yang diharapkan berguna bagi orang lain untuk tercipta perbaikan kualitas hidup. Ini juga merupakan ajakan kepada kawan-kawan sepaham agar melakukan “Jnana Marga” sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, bukankah guna dan widya seseorang itu tidak sama dan ini adalah anugrah atau karunia, maka sumbangkan kembali untuk kesejahtraan orang banyak. Jika anda mampu dibidang tertentu, maka lakukan saja karena dengan cara itu anda telah melakukan karma (perbuatan) yang pasti akan membawa manfaat pada orang lain asalkan didasari oleh niat baik.

Pada pengamalan Karma Marga yang merupakan ajaran Catur Marga, maka Jalan perjuangan yang sama, bisa dibuktikan pada suatu aktifitas kemasyarakatan. Didalam organisasi ,team, atau panitia, maka ajaran Catur Warna pasti ada. Aktifitas tersebut akan memerlukan : Pemikir/cendekiawan (Brahmana), perlu kepemimpinan lapangan (Ksatrya), perlu pengusahaan dana (Wesya), dan perlu tenaga fisik (Sudra). Pada aktifitas diatas, guna-widya seperti ini akan ada pada orang-orang yang terlibat didalamnya, dan masing-masing merupakan suatu kesatuan yang sama pentingnya. Disini terlihat, bahwa kita harus mulai mebiasakan diri mengerti guna-widya orang yang berbeda-beda dan yang lebih penting adalah kesadaran, bahwa orang yang guna-widyanya kekuatan gerak/tenaga kasar bukan lebih rendah dari pemikir ataupun kepemimpinan lapangan, kenapa demikian ? karena jika salah satu saja tidak ada atau semuanya sama, misalnya pemikir semua, maka roda organisasi atau aktifitas tersebut tidak akan berjalan atau macet. Terkait dengan judul tulisan ini, maka anda yang merasa punya kemampuan seperti salah satu diatas, maka lakukan itu dengan iklas karena itu guna-widya anda dan ini adalah The Right Man on The Right Place. Jika masing-masing kita melakukan itu sesuai dengan apa yang kita mampu, maka sesungguhnya tidak ada sekat-sekat atau sentris-sentris dalam kehidupan masyarakat, hal itu hanya ada pada pikiran dari orang-orang. Sekat-sekat seperti ini perlu dihilangkan agar tidak menghalangi Karma Marga. Jika semuanya bergerak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki yang merupakan anugrah dari Hyang Maha Kuasa, maka inilah cirri-ciri suatu perputaran roda kehidupan yang benar, dan karena benar sudah pasti akan membawa kebahagiaan kepada orang banyak.


Akhirnya, semoga kita diberi kearifan untuk mensyukuri anugrah dari Hyang Widhi dengan mengembalikannya lagi untuk kesejahtraan orang banyak, dan …. Jalan Perjuangan Itu Sama tetap menjadi tidak sama pada tingkat dan bentuk pemahaman yang berbeda. Selamat menghayati jalan masing-masing semoga kita berjumpa pada muara yang sama secara bersama-sama, yaitu muara kebahagiaan jasmani & rohani, moksartam jagadhita.


Penulis,


Nyoman Sukadana
Karanganyar – Solo-Jawa Tengah
21-03-2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan bagi yang ingin memberi komentar, masukan, rembug, atau sejenisnya dengan etis dan kesadaran untuk kebaikan bersama (Salam Pemilik Blog)